Saya itu orang yang senang melihat yang ijo-ijo (penghijauan /red). Jika ada kesempatan untuk berlibur, saya lebih memilih pergi ke tempat-tempat yang banyak menyajikan pemandangan hijau pegunungan, perbukitan, perkebunan yang tentunya juga menyajikan udara yang segar.
Saat masih kecil dan tinggal di kota kelahiran, saya mempunyai halaman samping di rumah dinas Papa yang disulap beliau menjadi kebun kecil seadanya yang ditanam sayuran seperti mentimun, kacang panjang, buncis, labu siam, cabe rawit, singkong dll. Hasilnya lumayan untuk kebutuhan sayuran sekali-kali. Mungkin inilah yang memicu saya untuk mempunyai impian sebuah rumah dengan nuansa perkebunan, jika tidak bisa mendapatkan tanah yang luas, minimal ada sedikit halaman depan, samping dan belakang yang isinya menyegarkan mata serta hasilnya dapat dinikmati.
Sekarang saya bekerja di ibu kota provinsi, sudah berkeluarga dan tinggal di rumah kontrakan. Di rumah ini tidak ada halaman dengan tanah yang dapat menunjang penyaluran hobi saya berkebun. Jadi kalau ingin melepas penat dan mencari udara segar tentunya harus berkendara ke pinggiran kota atau bahkan keluar kota ke daerah pegunungan. Alhamdulillah, tanah kelahiran saya ini masih dikelilingi dengan pegunungan dan perbukitan yang menjanjikan pemandangan indah dan sejuk dengan hanya berkendara paling jauh 100km-an.
Saya rasa belum ada hubungannya ya apa yang saya ceritakan dengan judul dari postingan ini?
Nah, belakangan sungguh banyak tayangan televisi yang menampilkan bagaimana masyarakat perkotaan yang mencoba teknik berkebun yang disebut dengan Hidroponik yang dapat di lakukan di halaman belakang rumah kita sekali pun kita tidak memiliki lahan untuk berkebun.
Sekilas berbagi informasi tentang hidroponik, dalam pemahaman saya adalah sebuah metode bercocok-tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan diganti dengan air sebagai media penyaluran unsur hara sebagai sumber makanan ke akar tanaman tersebut. Unsur hara yang diberikan dalam bentuk biang berisi pupuk yang yang dilarutkan dengan air yang kemudian nantinya juga dicampurkan kembali ke air dan dialirkan ke akar tanaman.
Ada berbagai macam bentuk sistem hidroponik yang berkembang, yang saya pikir saya belum punya kredibilitas yang cukup untuk menerangkan secara detail. Tapi inshaa allah melalui blog ini saya akan mencoba untuk berbagi informasi kepada teman-teman semua yang nantinya akan sungguh berguna bagi kita semua dalam hal menghijaukan kembali daerah-daerah perkotaan khususnya rumah kita.
Sebelumnya saya sudah pernah membuat thread Kaskus dan blog saya yang lain mengenai laporan praktek lapangan pembuatan sistem hidroponik sederhana. Akan tetapi terkendala waktu sehingga postingan tersebut terhenti dan tidak mungkin lagi untuk dilanjutkan karena sudah berusia lebih dari 4 tahun yang lalu. Sekarang saya coba kembali untuk memulai berbagi informasi lagi dengan teman-teman melalui blog ini.
Maka dari itu, postingan ini saya beri judul GO GREEN WITH HIDROPONIK!!! sebagai awal dari postingan hijau selanjutnya.
Saat masih kecil dan tinggal di kota kelahiran, saya mempunyai halaman samping di rumah dinas Papa yang disulap beliau menjadi kebun kecil seadanya yang ditanam sayuran seperti mentimun, kacang panjang, buncis, labu siam, cabe rawit, singkong dll. Hasilnya lumayan untuk kebutuhan sayuran sekali-kali. Mungkin inilah yang memicu saya untuk mempunyai impian sebuah rumah dengan nuansa perkebunan, jika tidak bisa mendapatkan tanah yang luas, minimal ada sedikit halaman depan, samping dan belakang yang isinya menyegarkan mata serta hasilnya dapat dinikmati.
Sekarang saya bekerja di ibu kota provinsi, sudah berkeluarga dan tinggal di rumah kontrakan. Di rumah ini tidak ada halaman dengan tanah yang dapat menunjang penyaluran hobi saya berkebun. Jadi kalau ingin melepas penat dan mencari udara segar tentunya harus berkendara ke pinggiran kota atau bahkan keluar kota ke daerah pegunungan. Alhamdulillah, tanah kelahiran saya ini masih dikelilingi dengan pegunungan dan perbukitan yang menjanjikan pemandangan indah dan sejuk dengan hanya berkendara paling jauh 100km-an.
Saya rasa belum ada hubungannya ya apa yang saya ceritakan dengan judul dari postingan ini?
Nah, belakangan sungguh banyak tayangan televisi yang menampilkan bagaimana masyarakat perkotaan yang mencoba teknik berkebun yang disebut dengan Hidroponik yang dapat di lakukan di halaman belakang rumah kita sekali pun kita tidak memiliki lahan untuk berkebun.
Sekilas berbagi informasi tentang hidroponik, dalam pemahaman saya adalah sebuah metode bercocok-tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam, melainkan diganti dengan air sebagai media penyaluran unsur hara sebagai sumber makanan ke akar tanaman tersebut. Unsur hara yang diberikan dalam bentuk biang berisi pupuk yang yang dilarutkan dengan air yang kemudian nantinya juga dicampurkan kembali ke air dan dialirkan ke akar tanaman.
Ada berbagai macam bentuk sistem hidroponik yang berkembang, yang saya pikir saya belum punya kredibilitas yang cukup untuk menerangkan secara detail. Tapi inshaa allah melalui blog ini saya akan mencoba untuk berbagi informasi kepada teman-teman semua yang nantinya akan sungguh berguna bagi kita semua dalam hal menghijaukan kembali daerah-daerah perkotaan khususnya rumah kita.
Sebelumnya saya sudah pernah membuat thread Kaskus dan blog saya yang lain mengenai laporan praktek lapangan pembuatan sistem hidroponik sederhana. Akan tetapi terkendala waktu sehingga postingan tersebut terhenti dan tidak mungkin lagi untuk dilanjutkan karena sudah berusia lebih dari 4 tahun yang lalu. Sekarang saya coba kembali untuk memulai berbagi informasi lagi dengan teman-teman melalui blog ini.
Maka dari itu, postingan ini saya beri judul GO GREEN WITH HIDROPONIK!!! sebagai awal dari postingan hijau selanjutnya.
Comments
Post a Comment